Minggu, 13 Maret 2016

Cerpen Cinta: Cinta Pertama (First Love)

Edit Posted by with 1 comment
Cinta Pertama (First Love)
Dan pada akhirnya pilihan yang memihak untuk menentukan langkah kedepan, aku tak penah mengerti apakah hanya takdir yang bisa mengubah ini menjadi nyata? semua hanyalah bayangan semu di benakku, bukan sekedar janji yang aku butuhkan namun kepastian. Segulir kata terakhir yang ku letakkan dalam sepucuk surat beramplop biru itu sebagai balasan atas suratnya yang lalu. Lima tahun sudah aku menunggunya, menunggu sebuah cinta dari cinta pertamaku. Tapi aku rasa ini hanya sia sia belaka dia malah asik dengan pasangannya tanpa memikirkan apa yang aku rasakan selama ini, mungkin pada akhirnya akulah yang harus mengalah dan membawa cinta ini sampai aku menutup mata.
Teringat olehku kenangan di masa lalu, saat aku memulai perjalanan cinta. Masih teringat jelas di benakku saat awal ku jumpa dengannya, pria berkulit kuning dan berkaos hitam itu mendekat ke arahku dan aku mendadak gugup karena itu adalah pertemuan pertamaku setelah setahun kami berkenalan. Aku tampak terlihat lebih gugup saat dia mengucapkan kalimat pertamanya “kamu cantik” jantungku semakin berdegup kencang, aku tak dapat berkata kata sedikit pun dan aku hanya diam dan memandanginya dari ujung kaki hingga ujung kepala. “so perfect” kataku dalam hati.
“Hey kamu dari mana?” tanyanya ramah. “Dari rumah mau les sih sebenernya hehe” balasku. “anak rajin, ya udah berangkat les sana, ntar telat loh” kata dia. “Aku berangkat dulu ya?”. “Hati hati cantik” katanya. Tiba tiba aku diam dan terbungkam astaga mimpi apa aku semalam, bisa bertemu dengan orang yang ku anggap sahabatku itu, kemudian aku mulai berjalan menuju arah tempat les. Di sepanjang jalan aku tak dapat berhenti memikirkannya, senyumannya selalu membuatku terbayang bayang, apa aku jatuh cinta padanya? tanyaku dalam hati
Sesampainya di tempat les lagi dan lagi aku tak dapat berkonsentrasi pikiranku selalu terarah pada cowok keren berkaos hitam itu yang biasa kupanggil Dino, cowok itu benar benar meracuni fikiranku. Sesampainya di rumah aku mencari handpone ku kulihat ada beberapa pesan disana, aku berharap pesan itu dari Dino dan ternyata benar pesan itu dari dia. Tak sadar aku sudah menggigit bantalku karena senang, padahal biasanya aku tak pernah seperti ini saat dikirimi pesan olehnya. Mungkin aku telah jatuh cinta pada pandangan pertama olehnya.
Perlahan kupenjamkan mataku dan membuka pesan itu, kemudian ku buka perlahan lahan mataku dan membacanya kata demi kata
Tak dapat kuungkapkan saat pertama kali berjumpa denganmu
Senyumanmu terbayang di fikiranku
Terkagum aku melihat pesonamu
Mungkinkah aku mendapatkan dirimu?
From: Dino
Astaga!!! dia sms begitu, mimpi apa aku semalam, tapi kata terakhirnya “Mungkinkah aku mendapatkan dirimu?” apa maksutnya ya? apakah dia juga mempunyai rasa yang sama denganku? atau ini hanya sebuah kata kata yang biasa dia buat dan dikirimkan ke semua orang? mana mungkin dia menyukaiku, selama ini dia kan hanya menganggapku sebagai sahabatnya. Aku tak dapat berhenti memikirkannnya, perlahan aku mulai mengetik huruf demi huruf untuk membalas pesannya.
Maksudnya kata yang terakhir itu apa?
Tak beberapa lama kemudian dia membalas pesanku.
“gak maksud apa apa kok?”
From : Dino
Jantungku tiba tiba berenti sejenak, dugaanku benar, dia tak mungkin sayang padaku itu hanya kata kata biasa yang dikirim ke semua orang di kontak handponenya. Aku sudah tak mau membalasnya karena aku tak mau lebih patah hati sebelum aku mengatakan yang sebenarnya. Tapi tak beberapa lama kemudian ada sms masuk di handphoneku.
“Kamu selalu di hatiku selamanya”
From: Dino
Aku tak dapat berkata kata, apa maksud dari semua ini? apa dia hanya berpura pura agar aku merasa ke GR’an? entahlah aku kemudian perlahan membalas smsnya.
“Aku semakin gak ngerti sama kamu, bercandannya gak lucu ih”
Kataku sebal.
“Aku gak bercandaan, Nanda aku sayang kamu”
Ah,aku semakin heran dengannya. Aku rasa ini hanya sebuah taktik semata, mungkin dia hanya bercanda. Aku makin sebal dengannya yang suka bercanda dalam keadaanku yang seperti ini.
“Males ah bercandaan sama kamu, gak asik dan gak lucu tau”
Aku cukup lama menunggu balasannya, meskipun aku sebal dengannya tapi aku sangat berharap jika dia membalas pesanku. Dua jam kemudian dia mebalas pesanku.
“Huft, akhirnya dibales juga” gumamku dalam hati mataku sempat terbelak membaca pesannya
“kenapa sih kamu selalu nganggep semua hanya bercanda, percuma selama ini aku sayang kamu tapi kamunya selalu nganggep bercandaan, kamu gak pernah ngerti gimana rasanya jadi aku kalau kamu ngomong serius tapi selalu dianggep bercandaan. Mungkin memilikimu itu cuma mimpi, mimpi yang gak mungkin aku raih, makasih buat semuanya, jujur aku gak mau jadi sahabat kamu, aku gak sanggup denger curhatan dari orang yang bener bener aku sayang, aku gak sanggup denger kamu cerita tentang orang yang kamu sayang, ini bener bener nyakitin”
Aku membacanya perlahan, aku meneteskan air mata saat membacanya, aku benar benar wanita bodoh yang menyianyiakan orang yang menyayangiku. Hukum aku Tuhan kataku benar benar menyesal, aku tak sanggup lagi membaca pesan yang dikirimnya berkali kali itu. Sejak malam itu tak ada kabar lagi darinya, setiap hari aku menunggu pesan darinya tak jarang aku mengiriminya pesan tak tak ada satu pun yang mau dibalasnya.
Seminggu setelah itu aku mendengar dari temannya, bahwa dia telah berubah, dia menjadi anak yang tak karuan, apa yang tak kusuka dari seorang cowok dia lakukan. Rasa bersalah semakin menyelimutiku apalagi setelah mendengar bahwa dia sudah memiliki kekasih namun kekasihnya sudah dicap jelek oleh orang lain. Ya,Tuhan aku benar benar menyesal aku sayang dia dan benar benar menyayanginya, tapi tak mungkin dia mau memaafkan aku.
Kubaringkan diriku di atas tempat tidur mungil berseprai biru, aku menatap langit langit rumahku dan sejenak mebayangkan wajahnya saat pertama bertemu. Aku tak tau harus bagaimana untuk menyudahi semuanya, semuanya sudah terlambat, aku tak mungkin mengungkapkan perasaanku kepada seseorang yang sudah memiliki kekasih.
“Nanda” sapa temanku bernama Eka
“Iya, kenapa ka?”
“udah tau belum kalau Dino pacaran sama Gita?”
“udah” jawabku singkat
“Kok bisa sih Nda? bukannya dia sayangnya sama kamu ya?”
Jantungku berhenti berdetak dan terdiam membisu, perkataan Eka bagaikan sambaran petir di telingaku, aku hanya diam dan menundukkan kepala dan mencoba menahan air mataku.
“Kok diem sih, Nda?
“Hati orang mana ada yang tau, mungkin Gita emang cewek yang pantes buat dia” kataku sambil menghibur diriku sendiri.
“Gita bilang sama aku, Dino gak sayang sama dia?”
“apa?!” kataku kaget sembari senang
“Dia cuma sayang sama kamu, Nda?”
Perkaaan Eka menumbuhkan semangat baru dalam diriku, ku beranikan diriku untuk mengirim pesan pada Dino, perlahan lahan kuketik sms untuknya dan berharap dia masih mau mebalas pesanku.
“Dino…”
“Ini siapa?”
Aku tiba tiba diam dan melepaskan handphoneku dari genggamanku, dia ternyata benar benar melupakanku dan dia telah menghapus nomorku dari handponenya. Sudahlah, mungkin memang ini saat yang tepat untuk aku melupakannya.
Beberapa minggu kemudian,aku bertemu dengan temannya. Temannya bercerita banyak tentang Dino terhadapku dan satu hal yang mebuatku lagi dan lagi meneteskan air mata “selama ini tu, Dino Cuma jadiin kamu mainan, karena dia tau kamu suka sama dia”. Aku hanya bisa termenung, hari hari kuhabiskan dengan meratapi hilangnya hatiku. “serpihan hati ini, kupeluk erat akan kubawa sampai kumati, memendam rasa ini sendirian, ku tak tau mengapa aku tak bisa melupakanmu” selama ini hanya lagu itu yang kuputar terus menerus lagu yang menggambarkan perasaanku padanya, perasaan yang teramat dalam pada cinta pertamaku. tiitt handphoneku bordering tanda ada yang mengirimiku pesan, ternyata dari Andi sahabatt Dino yang menceritakan semuanya terhadapku.
“Nda?”
“Iya”
“Aku sayang sama kamu, kamu mau gak jadi pacarku?” sontak aku kaget dan spontan membalas
“Iya”
“Bener, Nda?”
“Beneran”
“Makasih, sayang”
Hubungan kami berjalan biasa seperti layaknya pasangan kekasih, tapi anehnya aku tak menyimpan rasa sedikit pun terhadapnya karena cintaku hanya untuk Dino. Saat aku berjalan dari sekolahku, aku melihat sekelompok anak sekolah sedang ramai di salah satu rumah teman sekelasku. Mataku seketika tertuju pada sosok cowok yang sangat kukenal, dia adalah Dino. Teman temannya memanggilku keras, tapi aku tak mempedulikannya karena Andi menyuruhku untuk tidak mendekati Dino lagi, karena itu hanya membuatku semakin patah hati. “Nanda!!!” teriak suara yang tak asing bagiku, ya itu suara Dino aku hafal suara itu. Aku sempat berhenti tapi Andi tiba tiba datang dan menyuruhku untuk pergi.
Tak beberapa lama setelah aku menjalin hubungan dengan Andi akhirnya aku memutuskan untuk tidak bersamanya lagi setelah mengetahui bahwa Andi ternyata membohongiku, semua cerita hanya rekayasa belaka. Suatu ketika aku bertemu dengan Eka, temanku sekaligus sahabat dari Dino.
“Nda, aku kesini cuma mau ngasih ini?”
“Ini apa Ka?”
“Ini titipan dari Dino, Nda” Eka memberiku sepucuk surat dan sebungkus hadiah berbungkus kertas kado berwarna biru sesuai dengan amplop surat yang berwarna biru itu.
Dear Nanda
Hay, Nda?
Gimana kabarmu baik kan? mungkin dengan datangnya surat ini pertanda bahwa aku sudah pergi untuk keluar kota untuk ikut dengan orangtuaku. Maaf gak izin sama kamu, handphoneku ilang, Nda. Aku udah tau semuanya dari Eka, makasih Nda kalau kamu juga punya perasaan sama aku. Aku akan selalu sayang sama kamu, sampai kapanpun, mungkin sampai tangan Tuhan mengambil nyawaku. Aku sudah tau kalau Andi itu bohongin kamu, aku mau coba jelasin dengan manggil kamu dulu itu, tapi kamunya udah disamperin sama Andi, aku gak enak sama dia jadinya. Apa yang dikatakan Andi itu gak bener, aku sayang sama kamu tulus dari hatiku terdalam. Suatu saat jika kita berjodoh Tuhan pasti akan mempertemukan kita kembali seperti Tuhan mempertemukan kita waktu kita pertama kenal. Aku percaya selagi Tuhan gak tidur, Tuhan akan mempersatukan cinta kita, Nda. Jangan sedih ya, Nanda sayang aku janji aku bakal kembali buat kamu. Kamu akan selalu menjadi yang special buat aku. You’re its my everything and i will always remember you because you’re my first love. You know? First love is never die, Love will be back if you believe it. I Love you.
From: You’re first love
Hanya surat itu yang menjadi kenangan bagiku, namun apa daya. Dia telah menjadi milik orang lain saat ini, mungkin aku hanya bisa menunggunya meskipun hati ini telah lelah menunggu. Janji hanyalah janji biarkan janji itu mati dimakan oleh kelamnya waktu.

1 komentar: